Minggu, 22 April 2012

Modul Pembelajaran Perkembangan Anak


I.                   PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Evaluasi  Perkembangan anak merupakan salah satu komponen penting dalam pelaksanaan program pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Evaluasi perkembangan  tidak saja bermanfaat sebagai dasar membuat perencanaan pembelajaran namun juga dapat membantu pendidik untuk melihat perkembangan anak, dan Membantu pendidik untuk melaporkan perkembangan anak.
Evaluasi  pada anak usia dini meliputi kegiatan pengamatan, pencatatan, pendokumentasian kegiatan yang dilakukan anak sejak datang di lembaga PAUD sampai pulang. Dengan melakukan penilaian, pendidik dapat memahami perkembangan anak dan kemajuan-kemajuan yang dicapai selama mengikuti program PAUD.
Kegiatan evaluasi  yang dilakukan secara teratur dan terus menerus akan membantu pendidik dalam menilai antara kesesuaian tujuan dengan materi pembelajaran , sumber belajar , pendekatan pembelajaran dan metode yang digunakan.
Prinsip evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh, berkesinambungan, obyektif, alami dan wajar, mendidik dan mengedepankan kebermaknaan sehingga pendidik dapat memperoleh bukti-bukti kemajuan perkembangan anak.
Hasil evaluasi dilaporkan kepada orang tua sedikitnya enam bulan sekali, sehingga orang tua dapat memberikan dukungan dan bantuan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak yang telah dicapai.

B.     Tujuan
1.      Umum:
Peserta diklat memahami materi tentang evaluasi perkembangan anak.

2.      Khusus:
            Setelah mempelajari modul ini, diharapkanpeserta diklat mampu:
a.       Menjelaskan tentang hakekat evaluasi perkembangan anak
b.      Melaksanakan  berbagai macam tehnik evaluasi perkembangan anak
c.       Menjelaskan tahap-tahap evaluasi perkembangan anak

C.    Hasil yang diharapkan :
1.      Peserta diklat dapat memperoleh informasi yang tepat tentang evaluasi perkembangan anak
2.      Peserta diklat menguasai materi dan teori tentang evaluasi perkembangan anak
3.      Peserta diklat dapat menjelaskan materi tentang evaluasi perkembangan anak

II.                HAKIKAT EVALUASI PERKEMBANGAN

A.    Pengertian dan Tujuan
Salah satu tugas utama pendidik pada pendidikan anak usia dini yang sangat penting dilakukan adalah melakukan evaluasi. Evaluasi merupakan proses memperoleh informasi untuk membuat keputusan. Keputusan yang berkenaan dengan tugas pendidik dapat diidentifikasi menjadi empat tujuan, yakni keputusan untuk:
1)      Mendukung pembelajaran dan merencanakan pembelajaran baik bagi setiap anak maupun kelompok
2)      Mengidentifikasi jika ada anak yang berkebutuhan khusus
3)      Menilai seberapa baik program yang telah dilakukan dalam mencapai tujuannya
4)      Pertanggungjawaban lembaga yang disampaikan baik kepada orangtua maupun kepada pihak-pihak terkait
                  Evaluasi yang ditujukan untuk membuat keputusan dalam mendukung pembelajaran anak merupakan kegiatan terpenting bagi pendidik. Melalui evaluasi pendidik mendapatkan informasi yang berguna tentang kondisi dan kemajuan perkembangan anak.
Langkah pertama dalam melakukan evaluasi adalah mengumpulkan fakta-fakta. Salah satu cara yang paling efektif adalah melalui observasi yang terus menerus kepada anak. Observasi bukan berarti hanya sekedar mengamati apa yang dilakukan anak, namun juga mendengarkan apa yang mereka sampaikan.  Cara lainnya adalah mengumpulkan karya anak dan menempatkannya dalam portofolio setiap anak.
Setelah data dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah menganalisis dan menggunakannya untuk mendukung perkembangan dan proses pembelajaran anak. Dengan demikian, pengertian evaluasi perkembangan dapat disimpulkan sebagai proses pengumpulan, penganalisisan, penafsiran, dan pemberian keputusan tentang data perkembangan dan proses pembelajaran anak.

B.     Prinsip
Prinsip yang harus diperhatikan dalam evaluasi perkembangan adalah :
  1. Menyeluruh
Yang dimaksud prinsip menyeluruh adalah bahwa evaluasi dilakukan baik terhadap proses maupun hasil kegiatan anak.  Evaluasi terhadap proses adalah evaluasi yang dilakukan pada saat kegiatan sedang berlangsung, sehingga yang dilihat adalah tingkah laku, kammpuan berkomunikasi serta gerak-gerik anak. Evaluasi terhadap hasil adalah evaluasi yang berkaitan dengan hasil yang dikerjakan anak, yang berupa hasil keterampilan geraknya, seperti gerak kaki pada berjalan atau gerakan-gerajkan tangan berupa bentuk tertentu, seperti menggunting, menggambar, meronce dan hasil coretan-coretan.
  1. Berkesinambungan
Evaluasi yang berkesinambungan adalah apabila dilakukan secara bertahap dan  terus-menerus untuk memperoleh gambaran menyeluruh terhadap hasil pembelajaran
  1. Obyektif
Evaluasi dilakukan seobyektif mungkin dengan memperhatikan perbedaan dan keunikan perkembangan anak, dimana tidak selalu memberikan penafsiran yang sama terhadap gejala yang sama. Prasangka-prasangka, keinginan-keinginan serta perasaan-perasaan tertentu tidak boleh mempengaruhi (menambah atau mengurangi) penilaian yang dilakukan.
  1. Mendidik
Hasil evaluasi harus bersifat mendidik yaitu dapat digunakan untuk membina dan memberikan dorongan kepada anak didik dalam meningkatkan kemampuannya sehingga anak dapat mengembangkan “rasa berhasil” nya. Oleh karena itu, evaluasi harus bersifat terbuka dan dapat dirasakan sebagai pengayaan bagi anak yang berhasil dan sebaliknya merupakan peringatan bagi yang belum berhasil. Dengan demikian usaha penilaian dapat memperkuat perilaku dan sikap positif.
  1. Kebermaknaan
 Hasil evaluasi harus bermakna bagi guru/pamong belajar, orang tua, anak didik dan pihak yang memerlukan. Oleh karena itu dalam memberikan laporan evaluasi harus diusahakan yang dapat dipahami oleh semua pihak. Evaluasi yang mengungkap kemampuan-kemampuan yang telah dicapai anak disusun dalam bentuk deskriptif , tidak dalam bentuk garis besar angka atau huruf yang diberi bobot.

C.    Lingkup Evaluasi
     Evaluasi yang dilakukan pada anak usia dini dapat mencakup:
1.      Perkembangan yang mencakup:
a.       Nilai-nilai moral dan agama
b.      Motorik Kasar dan Halus
c.       Kognitif
d.      Bahasa
e.       Sosial Emosional
2.      Pertumbuhan yang mencakup: Berat Badan, Tinggi Badan, Lingkar Kepala, Lingkar Lengan atas




III.             TEKNIK EVALUASI

Evaluasi dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran/deskripsi pertumbuhan dan perkembangan anak didik yang diperoleh dengan menggunakan teknik evaluasi serta serangkaian prosedur.  Dalam melaksanakan evaluasi, cara yang dapat digunakan yaitu dengan observasi dan portopolio.
A.    Observasi
Observasi merupakan pengamatan objektif tentang apa yang dilakukan dan diucapkan oleh anak. Meskipun sebagai pendidik, kita merasa telah mengenal mereka, namun selalu ada hal-hal baru yang ditunjukkan oleh anak sehingga observasi harus dilakukan pendidik secara berkala. Saat melakukan observasi, pendidik dapat mengetahui keunikan dan kekhasan setiap anak sebagai dasar membangun hubungan dengan anak dan merencanakan pengalaman pembelajaran yang memungkinkan setiap anak untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, kemampuan observasi bagi seorang pendidik anak usia dini merupakan suatu kompetensi yang mesti dimiliki.
Keuntungan dari observasi yang dilakukan untuk mengevaluasi perkembangan anak, adalah:
1)      Memberikan pengamatan yang mendalam kepada seorang anak.
1)        Dengan memusatkan ungkapan bahasa anak di dalam ruang kelas, ini merupakan kunci untuk mengevaluasi perkembangan anak.
2)        Dengan memusatkan kepada apa yang bisa dilakukan dan dikatakan seorang anak, bukan pada apa yang tidak bisa dilakukan seorang anak,ini merupakan dasar perencanaan untuk masa depan.
3)        Membantu pendidik untuk melihat tahap perkembangan anak, serta membantu meningkatkan perkembangannya.
4)        Membantu pendidik untuk dapat merencanakan rencana belajar yang baik bagi anak berdasarkan tahap perkembangan anak.
5)        Membantu pendidik untuk dapat menjalankan rencana belajar dengan baik guna mendukung tahap perkembangan anak.
6)        Membantu pendidik dalam pengumpulan data yang sesuai dengan kurikulum guna pengambilan keputusan mengenai tahap perkembangan anak.
7)        Membantu merencanakan  pemberian pijakan/dukungan kepada anak.
8)        Memberikan informasi kepada orangtua sehingga mereka memahami perkembangan dan pembelajaran anak lebih baik lagi.
9)        Memberikan informasi yang dapat dilihat kembali, didiskusikan, dan diinterpretasikan dengan tim pendidik dan pengelola.
10)    Menunjukkan karya anak ke khalayak umum dengan mengikutsertakan pada pameran tentang ragam bahasa yang diungkapkan anak.

Data yang berkaitan dengan perilaku dan ucapan anak selama diamati dapat didokumentasikan dalam berbagai bentuk dokumen seperti anecdotal record, running record, time sampling record, event sampling record, rating scale dan check list.  
1.      Pedoman Pencatatan
Kegiatan pencatatan hasil observasi melalui catatan anekdot, running  records, specimen records, ataupun ceklis bukanlah kegiatan yang mudah. Pengamat   terbiasa mengamati apa yang terjadi di sekelilingnya dan dalam waktu yang bersamaan membuat interpretasi tentang apa yang dilihatnya.  Di dalam pencatatan yang obyektif, kita harus memisahkan dua hal tersebut.  Apa yang dicatat harus berupa fakta yang ada, tanpa melakukan penilaian asumsi, atau kesimpulan.
Bandingkan kedua contoh catatan berikut ini:
CONTOH CATATAN OBSERVASI YANG TEPAT
CONTOH CATATAN OBSERVASI YANG TIDAK TEPAT
Ketika sedang bermain ayunan sendiri, Dian memanggil temannya untuk bermain ayunan bersama sambil tersenyum. ”Nina, main ayunan yuk! Sini.”

Tidak seperti hari-hari yang lalu, Dian tampak ceria (Label). Malah Dian mau mengajak temannya bermain bersama dengan ramah (Asumsi)
Edi berjalan ke dalam kelas pagi ini dengan dahi berkerut.  Dia menundukkan kepalanya ketika guru memberinya salam, dan tidak memberikan respon.
Edi berjalan masuk ke dalam kelas pagi ini, kelihatannya dia sedang marah. Dia tidak mau melihat gurunya atau membalas salam guru.  Dia cuek saja ketika berjalan ke ruang berikutnya dan langsung berjalan ke ruang seberang dengan bahu turun lalu menjatuhkan dirinya di kursi. Banu mencoba untuk bergabung, tetapi didorongnya. Guru mendatangi dan bertanya apakah dia perlu bantuan untuk mencampur playdough, tetapi dia menggelengkan kepalanya tanda tak mau.

   Kesalahan pencatatan yang sering dilakukan oleh pengamat adalah menghilangkan beberapa fakta, mencatat hal-hal yang tidak terjadi dan mencatat hal-hal yang tidak pada urutan yang benar.Contohnya: ”Edi berjalan masuk ke dalam kelas pagi ini. Dia tidak memandang gurunya tetapi langsung duduk di salah satu kursi di kelas. Guru memintanya untuk mencampur playdough, tetapi dia menolak. Banu datang untuk bermain dengannya, tetapi Edi mendorongnya”.Fakta-fakta yang dihilangkan adalah: 1) Edi berkerut keningnya, 2) Tidak memberikan respon terhadap salam dari guru, 3) Berjalan ke ruang yang di seberang dengan bahu turun, 4) Menjatuhkan dirinya di kursi yang merupakan tempat kegiatan, 5) Menggelengkan kepalanya ketika guru bertanya ingin membantu mencampur playdough. Fakta-fakta tambahan yang dimasukkan: ”Banu menghampirinya untuk mengajaknya bermain”. Fakta yang urutannya tidak benar adalah: ”Banu mencoba untuk bergabung dengannya sebelum guru bertanya mau membantu mencampur playdough”.
Berikut ini merupakan contoh kata-kata dan kalimat labelling yang sering dijumpai dalam catatan observasi:
·                                 Dia anak yang baik hari ini.
·                                 Dimas marah kepada Dini.
·                                 Dia berteriak dengan dengan marah.
·                                 Dia menunjukkan kekuatannya.
·                                 Dia kehilangan kesabaran.
·                                 Dia menjadi marah.
·                                 Seharusnya dia tidak berbicara seperti itu.
Untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam mencatat hasil observasi, guru perlu memahami beberapa pedoman dalam melakukan pencatatan, sebagai berikut:
·           Catat fakta-fakta saja, yakni menerangkan tindakan yang dilakukan anak, menuliskan penggunaan kata anak, menjelaskan gerak tubuh anak, menjelaskan ekspresi wajah anak, dan menjelaskan karya yang dibuat anak.
·           Catat segala sesuatu secara rinci tanpa menghilangkan apapun.
·           Jangan menginterpretasikan selama melakukan observasi.
·           Jangan mencatat apapun yang tidak kita lihat dan yang tidak kita dengar.
·           Gunakan kata-kata deskriptif bukan labelling atau interpretasi.
·           Catat fakta-fakta yang terjadi sesuai dengan urutan kejadiannya.
·           Sebagai pengamat, amatilah anak dengan cara yang tidak terlalu menyolok dengan posisi yang tidak terlalu dekat dengan anak. Kita boleh mengamati sambil duduk, berdiri atau berjalan disekitar area observasi. Apapun yang kita gunakan untuk dekat dengan anak untuk tujuan observasi jangan sampai menarik perhatikan anak. Hindari kontak mata dengan anak yang kita amati, bila anak yang diamati melihat kepada kita sewaktu observasi berlangsung, berusahalah untuk menghidari tatapannya dengan mengalihkan penglihatan ke anak lain.
·           Sebaik-baiknya kita melakukan observasi, terkadang anak juga mengetahui bahwa ia sedang diamati. Kalau anak tahu bahwa kita sedang mengamatinya, anak akan merasa tidak enak dan bisa pergi atau keluar dari area main. Kalau hal ini sampai terjadi maka observasi harus dihentikan. Observasi dapat dilanjutkan esok hari atau minta staf lain untuk mengamati anak khusus itu.
·           Kapanpun adalah waktu yang tepat untuk melakukan observasi. Kita harus tahu pentingnya data apa yang akan kita peroleh dalam observasi, oleh karena itu kita harus meluangkan waktu yang baik untuk melakukan observasi. Waktu observasi yang terbaik itu adalah tergantung pada apa yang kita mau ketahui/pelajari dari seorang anak.

2.      Bentuk Pencatatan
a.      Catatan Anekdot (Anecdotal Record)
Anecdotal record (catatan kejadian khusus) merupakan uraian tertulis mengenai perilaku yang ditampilkan oleh anak dalam situasi khusus. Catatan anekdot ditulis dengan singkat. Catatan anekdot menjelaskan sesuatu yang terjadi secara faktual (sesuai dengan apa yang dilihat dan didengar), dengan cara yang obyektif (tidak berprasangka, tidak menduga-duga), menceritakan bagaimana, kapan dan di mana terjadi peristiwa itu, serta apa yang dikatakan dan dikerjakan anak.         
Keuntungan menggunakan catatan anekdot adalah:
1)      Observasi dapat bersifat terbuka. Pengamat dapat mencatat apa saja tentang apa yang dilihatnya tanpa dibatasi hanya satu macam perilaku khusus.
2)      Pengamat dapat menangkap hal-hal yang tak terduga pada saat kejadian, pencatatan dilakukan nanti setelah pembelajaran usai, sehingga tidak mengganggu aktivitas guru.
3)      Pengamat dapat melihat dan mencatat tingkah laku khusus dan mengabaikan perilaku yang lain.
Kerugian menggunakan catatan anekdot adalah;
1)      Catatan anekdot tidak memberikan gambaran yang lengkap karena hanya mencatat peristiwa-peristiwa yang menarik minat pengamat.
2)      Tergantung pada daya ingat pengamat. Peristiwa yang  terjadi kadang tidak bisa ditulis secara rinci, karena pencatatan dilakukan setelah pembelajaran selesai.
3)      Kejadian bisa saja keluar dari konteks dan kemudian diinterpretasikan tidak dengan benar atau digunakan dengan cara yang bias.



Berikut ini contoh catatan anekdot:

CATATAN ANEKDOT
Nama Anak         : Arif                                                                                       Usia  :  5 tahun
Pengamat             : Ibu Tari                                                                               Kelompok : B2
Hari/Tanggal/
Waktu
PERISTIWA
EVALUASI

Senin,
1-03-2010
Jam: 09.15





Arif dan Deni sedang bermain di halaman sekolah, Arif berkata pada Deni, “Yuk main. Kamu ikuti saya ya ”. Aris berjalan mengitari kotak pasir, melompati ban-ban bekas yang berjejer, merayap di dalam terowongan dan meniti papan titian.

Arif memimpin temannya saat bermain (Aspek Perkembangan Sosio-Emosional, Dapat bermain dengan anak lain)

Arif menunjukkan keterampilan motorik kasar (Aspek Perkembangan Fisik, Dapat menunjukkan keseimbangan saat bergerak)

Bagaimana Ibu Tari dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar Arif melalui kegiatan bermain yang lebih sulit?
Misalnya: meniti papan titian dengan berjalan mundur, dll




 













b.      Catatan Berkesinambungan (Running Records)
Metode observasi dan pencatatan lain adalah catatan berkesinambungan.  Catatan ini memuat kejadian secara rinci dan berurutan.  Pengamat mencatat semua kejadian terus menerus yang dilakukan anak itu.  Catatan Berkesinambungan berbeda dengan catatan anekdot karena catatan berkesinambungan mencatat semua perilaku anak bukan hanya sekedar peristiwa-peristiwa tertentu saja, dan pencatatan dilakukan langsung, tidak menunda kemudian setelah pembelajaran selesai.
                        Keuntungan dari catatan berkesinambungan adalah:
1)      Merupakan catatan yang lengkap dan menyeluruh, tidak terbatas pada peristiwa-peristiwa tertentu.
2)      Merupakan catatan yang terbuka, yang dapat digunakan untuk mengamati apa saja tanpa spesifikasi pada perilaku khusus.
3)      Tidak membutuhkan pengamat yang memiliki ketrampilan khusus, karena itu sangat berguna bagi pendidik.
                                    Kerugian dari catatan berkesinambungan adalah:
1)      Catatan ini memerlukan waktu yang lama. Pengamat tidak memiliki waktu lain selain hanya mengamati dan  mencatat  perilaku anak saja.
2)      Cukup sulit untuk mencatat semua hal dalam waktu yang panjang tanpa kehilangan rincian yang meungkin juga penting.
3)      Sangat efektif jika hanya mengamati seorang anak saja, tetapi jika harus melakukan pengamatan terhadap sekelompok anak, apalagi jika kelompok besar, maka akan mengalami banyak kesulitan.
4)      Pengamat harus  menjaga diri dari anak, yang kadang-kadang sulit jika pengamat adalah guru yang sedang mengajar.
Berikut ini contoh catatan berkesinambungan:
Hari/Tgl
Waktu
Kejadian/
Tempat
Peristiwa
Evaluasi
Senin,
01-03-10
08.00
Ikrar/
Halaman
Tiwi mengikuti Ikrar bersama guru dan teman-temannya. Selama Ikrar, Tiwi diam saja sambil menundukkan kepala.
Aspek perkembangan sosio-emosional, dapat mengikuti rutinitas kelas
08.30
Sarapan/ Ruang kelas
Tiwi ikut duduk melingkar dikarpet dan berdoa sebelum makan bersama guru dan teman-temannya. Ketika guru mempersilahkan semua anak untuk membuka bekal dan memakannya, Tiwi diam saja hanya memandangi bekal yang dibawanya. Ketika guru bertanya, ”Ada apa Tiwi? Ada yang bisa dibantu?”. Tiwi melihat kearah guru sambil menggelengkan kepala kemudian menunduk kembali. Guru bertanya kembali, ”Kenapa Tiwi tidak makan bekalnya?”. Tiwi hanya menggelengkan kepalanya. ”Apa Tiwi masih kenyang?” tanya guru kembali. Tiwi menganggukan kepala. Tiwi mengikuti doa setelah makan bersama guru dan teman-temannya.
Aspek perkembangan Agama dan Nilai moral, dapat berdoa sebelum dan setelah kegiatan.

Tiwi tidak mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata (Asek perkembangan sosio-emosional, Mengenal perasaannya dan mengelolanya dengan baik)

Mengapa Tiwi merasa tidak nyaman pagi ini?
(Guru perlu berbicara dengan orangtua Tiwi untuk mendapatkan informasi)
09.00
Bermain di Taman
Tiwi bermain ayunan sendirian. Ketika salah satu temannya mendekati dan bertanya, ”Boleh aku ikut main?”. Tiwi mendorong temannya tersebut. Temannya terjatuh dan menangis, Tiwi memperhatikan temannya tapi diam saja. Ketika guru bertanya apa yang terjadi. Tiwi pergi meninggalkan guru dan temannya. Guru memanggil namanya berkali-kali, tapi Tiwi tetap berjalan meninggalkan mereka dan masuk kedalam kelas.










09.30
Bermain di Sentra Balok
·   Pijakan Awal
Tiwi duduk bersila di lingkaran bersama guru dan teman-tamannya. Setiap guru berbicara dan menunjukkan balok serta konsep yang dikenalkan,Tiwi memperhatikan. Tiwi menjawab setiap pertanyaan tentang balok dan konsep bangunan yang diajukan guru. ”Apa yang kita perlukan bila ingin bangunan kita menjadi kokoh?” tanya guru. ”Bangunannya harus padat” jawab Tiwi. ”Menurut Tiwi, agar bangunan kokoh, balok disusun secara padat. Ada pendapat yang lainnya?” tanya guru. Tiwi menjawab kembali, ”Pakai balok double unit”.
Tiwi memperhatikan guru menyimpan tulisan nama anak di alas balok yang sudah ditata. Tiwi mendapat kesempatan kedua untuk mencari tulisan namanya di alas balok. Setelah menemukannya, Tiwi duduk di atas alas menunggu semua temannya menemukan alas bangunannya masing-masing.
·   Pijakan Selama Main (Individual)
Guru memberi tanda, anak-anak bisa mulai mengambil balok yang dibutuhkan. Dian memilih 4 balok double unit. Tiwi membentuk ruang dalam. Kemudian Tiwi mengambil balok unit berulang-ulang dan ditumpuk diatas balok double unit, sehingga membentuk ruang tertutup. Beberapa balok segitiga diletakkan berbaris di bagian tengah atas bangunan. Disalah satu sisi bangunan, terlihat pola 1-1 dengan menggunakan balok segitiga dan unit. sebuah ruang terbuka dibangun disamping bangunan pertama menggunakan balok double unit, unit, danhalf unit. Diantara bangunan terlihat pola 1-1 terbentuk dengan menggunakan balok unit dan half unit.  Tiwi memanfaatkan hampir seluruh bagian alas mainnya.
Tiwi menggunakan aksesoris, pohon plastik, boneka kayu binatang dan boneka orang yang disediakan guru.
Ketika guru mendekati bangunan Tiwi, tanpa ditanya, Tiwi menceritakan bangunannya. ”Aku buat rumah dan kolam renang” sambil tersenyum. ”O… Menarik sekali. Bu guru melihat bangunannya kokoh, padat, horizontal, dan ada pola-pola disini. Bisa ceritakan bagian-bagian lain disetiap bangunanmu?” tanya guru. Dian mengangguk dan mulai bercerita, ”Ini pintunya, didalam rumahku ada tempat tidur. Kolam renangnya luas dan airnya dalam. Aku bisa berenang di air yang dalam. Kalau bu guru mau berenang, izin dulu ya sama aku.” ”Tentu saja, bu guru senang dengan tawaran Tiwi. Didalam kolam renangnya, bu guru melihat ada bangunan berbentuk segi empat. Bisa ceritakan bangunan ini?” Tiwi menjawab, ” kolam kecil untuk adik bayi”. Guru menguatkan jawaban Tiwi dengan berkata, ”Jadi semua mendapat kesempatan berenang. Selamat ya Tiwi sudah berhasil membangun rumah dan kolam renang yang kokoh”
P3054879
·   Pijakan Setelah Main
Saat beres-beres, Tiwi mengembalikan semua balok yang digunakan kembali kerak sesuai bentuk dan ukuran.
Tiwi duduk bersama guru dan teman-temannya mengikuti kegiatan recalling dan review. Ketika tiba gilirannya bercerita, Tiwi menggelengkan kepala. Guru memotivasi dengan berkata, ”Tiwi, tadi bu guru melihat dan mendengar Tiwi membangun rumah dan kolam renang yang kokoh. Boleh menceritakan lebih banyak agar teman-teman juga tahu”. Tiwi tetap menggelengkan kepalanya. ”Mungkin lain kali Tiwi mau bercerita banyak tentang bangunannya”, kata bu guru.












































































































11.00
Pulang
Tiwi mengikuti doa bersama setelah bermain. Guru memanggil anak satu persatu untuk mengambil tas dan pulang bersama ibu atau penjemputnya. Ketika tiba gilirannya, Tiwi mengambil tas dan bergegas keluar menuju ibunya tanpa bersalaman dengan gurunya. Guru memanggil untuk bersalaman, tapi Tiwi mempercepat langkah dan memeluk ibunya. Tiwi mau bersalaman dengan gurunya, setelah ibunya membujuk.


Karena catatan berjalan  mengamati banyak perilaku perkembangan yang penting dari seorang anak, maka catatan berjalan  dipilih  sebagai metode yang digunakan bersama dengan ceklis perkembangan untuk mengevaluasi perkembangan kemampuan anak. 

c.       Catatan Specimen (Specimen Records)
Specimen Records  hampir mirip dengan catatan berkesinambungan tetapi lebih rinci.  Catatan ini sering digunakan oleh pengamat yang menginginkan uraian lengkap  dari  suatu perilaku khusus anak, misalnya perilaku yang berkaitan dengan emosi anak. Sementara  catatan berkesinambungan  lebih sering digunakan untuk mencatat perilaku anak secara umum, dengan tidak formal.  Pengamat yang membuat specimen records   bukan orang yang terlibat dalam kegiatan kelas dan harus menjaga jarak dari anak.
Seperti catatan bekesinambungan, specimen records menulis secara naratif perilaku  atau peristiwa saat terjadi, tetapi uraian itu biasanya berdasarkan  kriteria yang telah ditentukan sebelumnya seperti waktu, anak, dan settingnya.  Rincian peristiwa yang akan dicatat tergantung pada tujuan observasi.

Berikut adalah contoh specimen record:
CATATAN SPECIMEN
Nama Anak : Dian                                Hari/Tanggal       : Senin, 01-03-2010
Usia            :  5 tahun                           Pengamat            : Ibu Devi
Aspek/Perilaku
Catatan
Evaluasi
Social-Emosional/ mengekspresikan emosi (marah dan sedih)
·    Dian berjalan kedalam kelas pagi ini dengan dahi berkerut dan menghentakkan kakinya. Dia menundukkan kepalanya dan diam saja ketika guru memberinya salam. Ketika salah satu temannya mendekati, Dian mendorong temannya sampai terjatuh. Ketika guru bertanya alasannya dia mendorong, Dian memalingkan muka, sambil berkata, ”Huh..!”Kemudian menarik kursi dengan keras dan menghempaskan tubuhnya. Posisi duduk Dian melipat tangan didada dengan wajah cemberut.
·    Dian mengikuti kegiatan Main Pembukaan bersama guru dan teman-temannya. Kegiatan diawali dengan bernyanyi lagu ”Selamat Pagi”. Melihat Dian hanya diam dan mengamati, guru memotivasi, ”Pasti menyenangkan bernyanyi bersama. Dian mau ikut?” Dian menggelengkan kepala. ”Boleh tepuk tangan saja” kata guru kembali. Dian tetap menggeleng dan diam. Guru dan anak-anak sepakat bermain ”Ular Naga”. Dian keluar dari lingkaran dan berdiri dipinggir mengamati. ”Ayo Dian, kita bergabung membuat ular naga yang panjang. Menyenangkan lho”, kata guru. Dian diam saja sambil mengamati mereka bermain. Guru terus memotivasi, tapi Dian tetap diam saja. Sampai selesai permainan dan berdoa sesudah ikrar, Dian tetap diam saja, tapi dia mau masuk dalam lingkaran kembali.
·    Dian ikut duduk melingkar dikarpet dan berdoa sebelum makan  bersama guru dan teman-temannya. Ketika guru mempersilahkan semua anak untuk membuka bekal dan memakannya, Dian diam saja hanya memandangi bekal yang dibawanya. Ketika guru bertanya, ”Ada apa Dian? Ada yang bisa dibantu?” Dian melihat kearah guru sambil menggelengkan kepala kemudian menunduk kembali. Guru bertanya kembali, ”Kenapa Dian tidak makan bekalnya?” Dian hanya menggelengkan kepalanya. ”Apa Dian masih kenyang?” tanya guru kembali. Dian menganggukan kepala. Dian mengikuti doa setelah makan bersama guru dan teman-temannya.
·    Dian bermain ayunan sendirian. Ketika salah satu temannya mendekati dan bertanya, ”Boleh aku ikut main?”. Dian mendorong temannya tersebut. Temannya terjatuh dan menangis, Dian memperhatikan temannya tapi diam saja. Ketika guru bertanya apa yang terjadi. Dian pergi meninggalkan guru dan temannya. Guru memanggil namanya berkali-kali, tapi Dian tetap berjalan meninggalkan mereka dan masuk kedalam kelas.
·    Ketika bermain balok, Dian ikut bermain dan membangun balok bersama anak yang lainnya. Dian menggunakan cukup banyak balok dengan berbagai bentuk dan ukuran. Dian memberi nama bangunannya ”Rumah dan Kolam Renang”. Dian menceritakan bangunannya tanpa diminta oleh guru. Dian membereskan balok diklasifikasikan sesuai bentuk dan ukuran di raknya kembali. Saat recalling dan review, Dian tidak menceritakan bangunannya. Dian mengikuti doa setelah bermain balok bersama guru dan teman-temannya. 
·    Guru memanggil anak satu persatu untuk mengambil tas dan pulang bersama ibu atau penjemputnya. Ketika tiba gilirannya, Dian mengambil tas dan bergegas keluar menuju ibunya tanpa bersalaman dengan gurunya. Gurunya memanggil untuk bersalaman,”Dian, ibu mau bersalaman dengan Dian”. Tapi Dian mempercepat langkah dan memeluk Mamanya. Mamanya berkata, ”Mama juga senang bersalaman dengan ibu. Dian mau bersalaman juga”. Awalnya Dian menggeleng, tetapi melihat mamanya bersalaman dengan guru, Dian mau bersalaman.
·    Tidak mau menjawab salam (moral/agama: 1)
·    Perilaku penonton (tahap main sosial: 1) saat main pembukaan.
·    mau mengikuti bacaan doa sebelum makan (Moral/Agama: 2)


d.      Time Sampling record
Metode time sampling memerlukan observasi yang menunjukkan kekerapan suatu perilaku terjadi. Perilaku harus terjadi sering (paling sedikit sekali setiap 15 menit). Misalnya: perilaku berbicara, memukul atau menangis  dapat diamati dan dihitung dengan mudah. Perilaku  memecahkan masalah tidak dapat diamati menggunakan metode ini, karena perilaku  seperti itu tidak jelas bagi pengamat dan tidak dapat dihitung dengan mudah.
Time sampling dilakukan untuk mengamati perilaku khusus dari seorang anak atau kelompok dan mencatat  ada atau tidaknya perilaku tersebut  dalam interval waktu yang sudah ditentukan untuk diamati. Pengamat harus mempersiapkan diri untuk memanfaatkan waktu yang telah terjadual, dan menentukan jenis perilaku  yang akan diamati, jarak waktu kemunculan perilaku yang akan diamati, dan catatan ada atau tidak adanya perilaku tersebut. 
Berikut ini adalah contoh time sampling record:

TIME  SAMPLING
Nama Anak: …………………..                     Hari/Tanggal: ………………….
  Usia           : …………………..                      Pengamat     : ………………….



PERILAKU

kemunculan
(setiap 5 menit)

Jumlah Kemunculan

CATATAN PERISTIWA
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Memukul (p)
1
1
1
0
0
|||||
||||
|||
0
0
Memukul pada 5 menit pertama, kedua, dan ketiga, lalu berhenti. Pada 5 menit pertama, memukul sebanyak 5 kali, kemudian 4 kali dan 3 kali.
Mendorong (d)











Merebut (r)











Mencubit (c)











Terjadi = 1
Tidak Terjadi = 0

 
















Time sampling merupakan metode yang sangat berguna jika digunakan untuk mengamati anak dengan alasan-alasan berikut :
1)      Membutuhkan  waktu dan usaha yang tidak terlalu banyak dibandingkan  catatan narasi.
2)      Lebih obyektif dan terkontrol karena perilaku yang diamati spesifik dan  dibatasi.
3)      Memungkinkan pengamat mengumpulkan data dari sejumlah anak ataupun sejumlah perilaku dalam satu kali waktu observasi.
4)      Memberikan informasi yang berguna  dalam interval waktu  dan frekuensi dari perilaku tertentu.
5)      Memberikan hasil kuantitatif yang berguna untuk analisa statistik.
Di samping itu, ada kerugian menggunakan time sampling yaitu:
1)      Metode bukan metode terbuka, sehingga memungkinkan kehilangan banyak perilaku yang penting.
2)      Tidak menjelaskan perilaku, sebab dan hasil, karena lebih berfokus pada waktu (kapan dan berapa lama suatu perilaku terjadi)
3)      Tidak menyimpan  data tentang masukan-masukan perilaku, karena prinsip metode ini hanya pada interval waktu, bukan perilaku.
4)      Perilaku di luar konteks karena itu mungkin bisa bias.
5)      Terbatas untuk  perilaku yang diamati yang sering terjadi
6)      Biasanya berfokus pada satu jenis perilaku (dalam kasus ini perilaku negatif) dan  bisa mengakibatkan pandangan yang bias.
e.       Event Sampling Record
Event sampling adalah suatu metode yang memberikan kesempatan kepada pengamat untuk menunggu dan kemudian mencatat perilaku khusus yang sudah dipilih lebih dulu.  Event sampling digunakan untuk mempelajari kondisi di mana perilaku tertentu terjadi atau sering terjadi. 
                             Keuntungan menggunakan event sampling adalah :
1)      Mencatat peristiwa dengan utuh, sehingga membuat analisa lebih mudah.
2)      Lebih obyektif dibandingkan metode yang lain, karena perilaku telah ditentukan sebelumnya.
3)      Sangat menolong untuk menguji perilaku yang tidak sering terjadi.
4)      Pengamat terlebih dulu perlu menentukan perilaku yang ingin diamati, kemudian mempersiapkan setting yang memungkinkan perilaku itu muncul dan akan digunakan untuk mengamati perilaku tersebut. Pengamat perlu mengambil posisi yang nyaman bagi dia untuk mengamati, menunggu sampai muncul perilaku tersebut dan mencatatnya.
5)      Pencatatan dapat dilakukan dalam berbagai cara, tergantung dari tujuan observasi.  Jika pengamat sedang mempelajari penyebab atau hasil dari perilaku tertentu, maka menggunakan ”ABC” Analisis. ABC analisis merupakan uraian singkat dari peristiwa keseluruhan, yang dibagi menjadi 3 bagian (peristiwa pencetus, perilaku, konsekuensi).  Setiap saat peristiwa terjadi, saat itu juga dicatat. 
Kerugian menggunakan event sampling adalah:
1)      Peristiwa ke luar dari konteks dan bisa kehilangan  beberapa peristiwa yang juga penting untuk diinterpretasikan.
2)      Merupakan metode tertutup yang hanya mengamati perilaku tertentu dan mengabaikan perilaku yang lain.
3)      Kehilangan kekayaan informasi detail dibandingkan catatan anekdot dan running records.


Berikut ini contoh event sampling :

EVENT  SAMPLING

Nama     : .......................................                                       Usia : .....................
Sentra    : .......................................                                       Tanggal : ...............
Pengamat : ..................................                                        Waktu : ..................
Perilaku :        menendang, memukul teman lain atau guru  dengan kaki kanan, cukup     keras untuk membuat anak lain menangis.


Waktu        Peristiwa Pencetus                               Perilaku                                   Konsekuensi

9.13           Dian bermain sendiri di            Dian melihat Tari dengan        Tari menangis
                   Sentra balok, Tari dating          kening berkerut; berdiri;           dan berlari ke
                   dan meletakkan sebuah           mendorong Tari; Tari                guru.
                   balok di bangunan Dian           balas mendorong; Dian
                                                                    menendang kaki Tari.

10.05         Di arena bermain, Dian            Dian menendang                      Ririn menangis;
                   Berdiri antri untuk ber-              kaki Ririn.                                 guru datang dan
                   main luncuran. Riri                                                                     menarik lengan
                   datang menyerobot                  Dian menendang guru.             Dian serta
                   barisan Dian.                                                             menasehati
                                                                                                                                                   
                                                                                                                                                                                                                           
                                                                                                                                                                                                                                                                                                

 








                       



                       

f.       Checklist (ceklis)
Checklist merupakan alat perekam hasil observasi terhadap perkembangan anak. Melalui checklist dapat diketahui tingkat perkembangan anak sehingga dapat menjadi pedoman dalam mengembangkan berbagai rencana dan kegiatan pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan anak. Cheklist merupakan format evaluasi yang membantu guru dalam memfokuskan pengamatan, karena dalam format checklist guru sudah menentukan tingkat pencapaian perkembangan yang akan diamati. Tingkat pencapaian perkembangan yang akan diamati ini sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan pada rencana harian yang digunakan untuk pembelajaran pada hari itu.
            Checklists  dapat digunakan  sebagai alat rekam fakta setiap anak dalam setiap observasi (setiap hari) tetapi juga dapat dipakai untuk mengkumulatifkan data  anak dalam suatu periode (rekap satu bulan). Checklists dapat digunakan oleh satu orang pengamat atau beberapa pengamat yang akan menambahkan data  Di samping itu juga dapat digunakan untuk mentransfer rekaman dari anecdotal record atau running record sehingga memudahkan interpretasi. Karena lebih mudah untuk cek perilaku melalui daftar ceklis dari pada  membaca paragraf yang panjang.
Keuntungan menggunakan checklist adalah:
1)      mudah, cepat, dan efisien untuk digunakan
2)      Semua pengamat dapat menggunakan dengan mudah, tidak membutuhkan spesialis.
3)      Dapat digunakan saat anak ada atau tidak dengan meningat perilaku atau rekaman observasi naratif.
4)      Beberapa pengamat dapt mengumpulkan informasi yang sama untuk cek reliabilitasnya
5)      Ceklis membantu memfokuskan observasi pada banyak perilaku dalam satu waktu
6)      Secara khusus berguna untuk perencanaan individual.
Kerugian menggunakan checklist adalah:
1.      bersifat tertutup, melihat hanya perilaku khusus dan tidak pada setiap hal yang terjadi. Kemungkinan akan kehilangan perilaku yang penting.
2.      Terbatas pada ada atau tidak adanya perilaku
3.      Kurang informasi tentang kualitas dan durasi perilaku

Berikut adalah contoh Ceklis Observasi Anak:


Ceklis Pengamatan Harian Perkembangan Anak
USIA 3-4TAHUN
Hari/Tanggal         :  .................
Sentra                    : ..................

No
Nama
Moral
Motorik
Kognitif
Bahasa
Sos-emosi
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
Vira
BM
BM
BM
MB
M
M
M
M
BM
BM
2.











3.











4.











5.











6.











7.












Keterangan:
Kolom 1            : Memuat nomor urut
Kolom 2            : Nama anak yang diobservasi
Kolom 3-12       : - indikator perkembangan masing-masing aspek
                            (sesuai dengan RKH) dan dapat lebih  dari satu
                             indikator untuk masing aspek perkembangan
                        - Pengisiannya dengan menggunakan kode sebagai  berikut :
                                    BM       : belum muncul/belum melakukan
                                    MB       : Muncul/melakukan dengan bimbingan
                                    M         : Muncul/melakukan


 



















                       

B.     Portopolio (Kumpulan Hasil Karya Anak)
Portofolio adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengamati perkembangan karya anak dalam rangka melakukan evaluasi perkembangan belajar anak usia dini. Portofolio merupakan salah satu wadah untuk merekam berbagai unjuk kerja atau bukti nyata hasil belajar anak usia dini. Beberapa alasan penggunaan portofolio antara lain adalah: (a) Membantu guru untuk merangkai berbagai bukti nyata dari hasil belajar yang ditampilkan anak dalam berbagai bentuk karya; (b) Mendorong anak mengambil manfaat dari hasil belajar yang dicapainya; (c) Membantu guru untuk memahami profil perkembangan anak secara lebih lengkap dalam berbagai bidang perkembangannya; (d) Memberikan gambaran tentang perkembangan dan hasil belajar anak dari waktu ke waktu; dan (e) Merupakan sarana evaluasi hasil belajar anak secara interaktif.
Portofolio sebagai wadah pengumpul unjuk kerja hasil belajar anak usia dini perlu dikembangkan secara lengkap. Hal ini disebabkan karena semakin lengkap isi portofolio maka semakin lengkap data yang dapat dijadikan pedoman dalam melakukan asesmen dan evaluasi tingkat perkembangan atau hasil belajar yang telah dicapai anak.
Untuk menunjukkan perkembangan dan hasil belajar anak dari waktu ke waktu, kumpulkan hasil karya anak yang serupa selama periode tertentu, misalnya guru dapat membandingkan tahap perkembangan menulis anak dengan mengumpulkan tulisan anak-anak yang berusaha menuliskan namanya sendiri dari waktu ke waktu. Hasil karya anak yang dapat dibandingkan dari waktu ke waktu dapat berupa:
·        Gambar, lukisan, kolase, hasil gunting anak
·        Tulisan (mulai dari tulisan acak hingga dapat menulis sendiri /lihat tahapan menulis)
·        Buku yang dibuat anak
·        Grafik atau gambar kegiatan main sains atau matematika
Beberapa karya dan unjuk kerja anak akan lebih mudah dikumpulkan dengan menggunakan kamera, misalnya:
·         Susunan bangunan balok
·         Patung atau bentuk-bentuk yang dibuat dari playdough
·         Ronce merjan atau kerang, daun, dan bahan alam lain yang dipilah atau dipola anak berdasarkan variabel warna, bentuk, dan ukuran
·         Berdiri di atas panjatan
·         Mengendarai sepeda
·         Aktivitas motori anak lainnya baik di dalam maupun di luar ruang
·         Melengkapi puzzle
·         Menggosok gigi
·         Beres-beres, dll
Guru juga dapat menggunakan alat rekam untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan bahasa lisan anak. Bila guru memiliki alat rekam video, maka dapat diperoleh informasi perilaku anak, misalnya saat mereka tengah bermain peran, bermain musik, atau saat recalling. Rekaman video ini memberikan data yang sangat akurat tentang apa yang diucapkan dan dilakukan oleh anak.
Pengembangan portofolio hendaknya mengikuti proses sebagai berikut: (1) Menentukan tujuan; (2) Mengumpulkan dan menyusun berbagai data yang berkaitan dengan hasil belajar anak; (3) Memilih hasil karya yang akan dijadikan kunci kemajuan perkembangan anak; (4) Menentukan bagian-bagian yang perlu diberi komentar; (5) Memberikan kesimpulan umum terhadap perkembangan dan pencapaian hasil belajar anak.
Penyajian karya anak dalam bentuk portofolio disusun dengan format: (1) Penyajian koleksi karya anak (2) Refleksi dan evaluasi diri yang dikaitkan dengan kekuatan dan kekurangan anak berdasarkan sajian hasil karyanya; dan (3) Kesimpulan.
Berikut contoh pencatatan observasi hasil karya anak:
Hasil Karya Anak
Uraian Pendidik
P2270035





Nama Anak: Igam
Tanggal: 21/5/2008
Perkembangan Menggambar:
Tahap 6
Gambar: “Kepala Besar” dengan kaki dan bagian-bagian tubuh lainnya; khususnya tangan; mengambang di atas kertas. Muncul awal tulisan. Huruf mengambang seperti garis-garis.
P9060133
Nama Anak: Daffa
Tanggal: 5/8/2008
Perkembangan Melukis:
Tahap 5
Melukis “Kepala Besar” dengan kaki; mengambang di atas kertas.
P8219354
Nama: Khansa
Tanggal: 12/5/2008
Perkembangan Meronce:
Tahap 5
Merangkai berdasarkan bentuk
P1283985
Nama Anak: Yahya
Tanggal: 12/5/2008
Perkembangan Menggunting:
Tahap 6
Menggunting pada garis tebal dengan terkendali
balok pg2
Nama Anak:Tasya
Tanggal: 18/8/2008
Perkembangan Membangun Balok:

Tahap 3:  Susunan Garis Lurus Ke Samping
Anak menempatkan balok-balok bersisian atau dari ujung ke ujung dalam satu garis.

P8146951
Nama Anak: Ibnu
Tanggal: 12/8/2008
Perkembangan Main Playdough:
·         Membentuk pola orang dengan anggota tubuh lengkap.
·         Dapat menceritakan bentuk yang dibuat
menulis10
Nama Anak: Kalyla
Tanggal: 20 Juli 2008
Pekembangan Menyusun Huruf dan Menulis Kata:
·         Menyusun huruf menjadi satu kata
·         Menulis kata dari huruf yang disusun
·         Menulis nama sendiri
·         Mengklasifikasi huruf
·         Menyimpan hasil tulisan

Kumpulan hasil karya anak ini pada awalnya hanya sedikit namun seiring dengan waktu akan menjadi sangat banyak. Oleh karena itu guru harus memiliki wadah penyimpan dan sistem yang teratur untuk mengelolanya. Bila tidak memungkinkan untuk membeli folder, maka guru dapat memanfaatkan kotak atau kardus bekas atau dapat membuat kantong, amplop, map atau wadah dari kertas poster dan bahan bekas lain, selanjutnya susun karya anak berdasarkan urutan tanggal dan cantumkan pada setiap wadah nama anak serta susun secara alfabetis sesuai nama anak untuk memudahkan pemanfaatannya.
Portofolio anak dapat juga disusun berdasarkan aspek perkembangan, yakni perkembangan sosio-emosional, kognitif, bahasa, dan fisik anak, misalnya:
·         Perkembangan sosio-emosional, berupa catatan guru dan catatan anekdot  mengenai interaksi anak dengan kelompoknya (kemampuan memilih, memecahkan masalah dan kerja sama dengan orang lain), serta rekaman video ketika sedang melakukan kegiatan bersama.
·         Perkembangan kognitif, berupa foto-foto tentang aktivitas anak ketika menghitung dan mengukur bahan-bahan untuk kegiatan memasak, sampel kerja anak yang menunjukkan anak memahami konsep angka, foto dan data yang diperoleh dari ceklis dan rekaman wawancara mengenai pemahaman konsep, eksplorasi, hipotesis, dan pemecahan masalah
·         Perkembangan bahasa, berupa rekaman anak ketika membaca cerita yang ditulis, rekaman wawancara tentang penguasaan perbendaharaan kata dan keterampilan menggunakan bahasa.
·         Perkembangan fisik, berupa catatan guru atau rekaman video tentang aktivitas gerakan anak baik di dalam kelas maupun di luar kelas yang merupakan perkembangan keterampilan motorik, catatan, foto, rekaman video, catatan anekdot yang menunjukkan keterampilan anak dan kemajuan aktivitas musik dan permainan  jari jemari.

IV.              TAHAP EVALUASI

A.    Pengumpulan Data/informasi
Pengumpulan data dan informasi tentang perkembangan anak dilakukan setiap hari dengan melakukan pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku anak. Berikut ini contoh format evaluasi harian yang  menggabungkan ceklis dan catatan secara naratif.

Format Pengamatan Harian Perkembangan Anak
Hari/Tanggal         :  .................
Usia                       : ..................
Sentra                    : ..................

No
Nama
Moral
Motorik
Kognitif
Bahasa
Sos -em
Catatan lain
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1
Anas
M
M
BM
BM
MB
BM
BM
M
M
M
Ketika melihat teman barunya (Faiz) menangis, Anas langsung menenangkan Faiz dengan memeluknya dan mengusap air mata teman-temannya itu.
2.
Ataya













Keterangan:
Kolom 1            : Memuat nomor urut
Kolom 2            : Nama anak yang diobservasi
Kolom 3-12       : - indikator perkembangan masing-masing aspek (sesuai dengan RKH) dan dapat
                             lebih  dari satu indikator untuk masing aspek perkembangan
                        - Pengisiannya dengan menggunakan kode sebagai  berikut :
                                    BM       : belum muncul/belum melakukan
                                    MB       : Muncul/melakukan dengan bimbingan
                                    M         : Muncul/melakukan
Kolom 13          : merupakan Kolom kedelapan diisi catatan observasi secara diskripsi untuk
   memperoleh informasi mengenai perkembangan anak  yang belum tercatat
   dalam kolom 3-12



 




























Data harian yang sudah terkumpul selanjutnya dirangkum kedalam data bulanan.
Berikut  contoh format rangkuman data bulanan.

RANGKUMAN EVALUASI BULANAN

BULAN             : …………………….
NAMA ANAK  : …………………….
USIA                  : …………………….

No
Tingkat pencapaian perkembangan
Tanggal
kesimpulan
1
2
3
4
5
6
8
9
10
11
12
14
15
16
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17


























































































































































Keterangan           :
Kolom 1                : diisi nomor urut
Kolom 2                : diisi seluruh tingkat pencapaian perkembangan anak usia tersebut
Kolom 3 – 16       : -      tanggal hari efektif dalam satu bulan
-       pengisiannya memindahkan hasil pengamatan harian (termasuk catatan naratif)
-       Pengisiannya dengan menggunakan:
          BM             : belum muncul/belum melakukan
                                                MB          : Muncul/melakukan dengan bimbingan
                                                M            : Muncul/melakukan

Kolom 17              : merupakan kesimpulan diisi dengan BM; MB;M




















 






















B.     Pelaporan Perkembangan
Hasil observasi perkembangan anak yang sudah dirangkum dalam format bulanan dipakai sebagai bahan untuk membuat laporan hasil evaluasi perkembangan anak yang diberikan kepada orangtua.
Laporan hasil evaluasi perkembangan ditulis dalam bentuk uraian singkat, ditambah dengan keterangan tentang kehadiran, pertumbuhan berat dan tinggi badan serta rekomendasi untuk orangtua
Laporan yang ditulis guru hendaklah dalam kalimat positif, jelas, mudah dipahami, serta menggunakan tata bahasa dan  ejaan yang benar. Adapun rambu-rambu penulisan laporan perkembangan anak yang perlu diperhatikan guru adalah:
·         Tidak menyalahkan anak
·         Tidak menyalahkan orang tua
·         Pengaruh  laporan terhadap perasaan anak
·         Pengaruh  laporan terhadap perasaan orang tua
·         Pengaruh laporan terhadap hubungan anak dan guru
·         Pengaruh laporan terhadap hubungan anak dan orang tua
·         Informasi isi laporan sudah menggambarkan aspek perkembangan dan pembelajaran yang esensial
·         Menggambarkan  perilaku khusus anak di kelas
·         Menggambarkan perkembangan dan kemajuan anak
·         Lebih fokus  pada kemajuan dari pada kelemahan anak
·         Memuat contoh perilaku khusus yang telah ditujukkan oleh anak
·         Menyajikan informasi yang komunikatif, autentik, dan bermakna
·         Menginformasikan kepada orang tua tentang rencana guru
·         Orang tua tahu bahwa guru ada dipihak anak
·         Laporan harus mendidik orang tua tentang  perkembangan

Berikut adalah contoh laporan hasil evaluasi perkembangan anak:
Nama Anak                 : Nurdiman                              Kelompok Usia                       : 3-4 tahun
Nomor Induk              : 2010003                                Semester                      : II
                                                                                    Tahun Pelajaran           : 2010/2011
I.       Informasi Perkembangan:
No
Aspek Perkembangan dan Pencapaiannya
1.
Moral dan nilai-nilai  agama
·         Sudah dapat mengikuti bacaan doa sebelum belajar walaupun belum lengkap.
·         Sudah dapat mengikuti gerakan sholat.
·         Hanya sekali-kali menyebut beberapa contoh ciptaan Tuhan.
·         Selalu mengucapkan terima kasih setelah menerima sesuatu, tetapi terkadang masih perlu diingatkan.
·         Selalu mengucapkan salam saat datang ke kelompok bermain.

2.
Fisik/Motorik
·         Sudah dapat berjalan dan berlari dengan stabil.
·         Dapat naik-turun tangga tanpa berpegangan, tetapi belum menggunakan dua kaki secara bergantian.
·         Dapat melompat dengan dua kaki sekaligus, tetapi masih kesulitan untuk melompat dengan satu kaki bergantian.
·         Dapat menendang bola tetapi masih kesulitan untuk menangkap bola dengan jarak 1 m.

3.
Bahasa
·         Dapat menirukan suara benda jatuh dan suara beberapa jenis binatang.
·         Dapat berbicara runtut dengan 4-5 suku kata.
·         Dapat memahami dan melaksanakan 2 perintah sekaligus.

4.
Kognitif
·         Mampu mengelompokkan benda yang sejenis.
·         Mamu menyebutkan 4 bentuk geometri.
·         Mampu membedakan ukuran besar-kecil dan panjang-pendek.

5.
Sosial-emosi
·         Dapat menunjukkan ekspresi wajah sedih, senang, dan takut.
·         Dapat berkonsentrasi mendengarkan cerita 3-4 menit.
·         Sudah dapat antri minum dan ke toilet dengan tertib.
6.
Tahap Main

Main Balok
·         Sudah pada tahap 9; ruang tertutup tiga dimensi, dapat membuat atap pada bangunan seperti kotak terbuka, menjadi ruang tertutup tiga dimensi

Melukis
·         Sudah pada tahap 5; melukis ”kepala besar” dengan kaki, mengambang di atas kertas

Menggambar
·         Sudah pada tahap 5; menggambar ”kepala besar” dengan kaki, mengambang di atas kertas

Menggunting
·         Sudah pada tahap 5; menggunting bentuk tetapi tidak pada garis

Meronce
·         Sudah pada tahap 3; merangkai terus menerus

Menulis
·         Sudah pada tahap 4; berlatih huruf

Main Peran
·         Sudah pada tahap ”pengganti”; menggunakan obyek seadanya dalam cara yang kreatif atau sesuai khayalan, atau menggunakan obyek dalam cara yang berbeda dari biasanya

Sosialisasi
·         Sudap pada tahap ”sosial berdampingan”, main dekat dengan teman lainnya; terlibat dalam permainannya sendiri tetapi senang dengan kehadiran anak lainnya.

II.    Informasi Pertumbuhan dan Kehadiran:
1.
Berat Badan
Selalu naik tetapi mendekati garis kuning pada KMS.
2.
Tinggi Badan
Bertambah secara normal.
3.


Kehadiran
Tidak Hadir: 5 hari
Terlambat: 2 hari

III. Rekomendasi untuk Orangtua
1.      Bisa diajak mengikuti ritual keagamaan sederhana seperti sholat, baca doa pendek, dan menyebut nama Allah dengan tepat.
2.      Perlu banyak diajak main gerakan motorik kasar seperti berlari, melompat, dan menangkap bola.

Tanggal, Paraf, dan Nama Pendidik
Tanggal, Paraf dan Nama Orang Tua
Yogyakarta, 23 Maret 2010



(Samijah)





(_______________)







V.                KESIMPULAN

Evaluasi perkembangan anak usia dini merupakan proses pengumpulan data melalui observasi yang dicatat dan didokumentasikan, sehingga melalui data hasil observasi yang tercatat tersebut dapat disimpulkan perkembangan dan belajar anak. Ada banyak alat dan cara evaluasi khusus untuk mengevaluasi macam-macam perilaku dan ungkapan bahasa anak. Akan tetapi, cara yang paling tepat untuk mengevaluasi emosi dan perilaku sosial anak adalah melalui observasi secara alamiah, seperti perilaku hubungan antara anak dan pengasuh utamanya sewaktu bermain. Saat anak menunjukan perilaku yang tidak baik atau  saat ia berada di situasi tertekan lebih baik dievaluasi melalui observasi dan didokumentasikan dengan catatan-catatan tertulis secara ringkas. Dalam melakukan evaluasi terhadap perkembangan anak, kita juga dapat melakukan wawancara langsung untuk mendapatkan informasi latar belakang anak kepada keluarga mereka.
Situasi proses evaluasi difokuskan pada aspek yang akan dievaluasi, minat anak serta umur anak. Saat bermain adalah situasi yang ideal untuk mengadakan evaluasi yang lebih terfokus pada anak usia dini, termasuk anak yang berkebutuhan khusus.
Evaluasi perkembangan melalui observasi, dilakukan saat anak beraktivitas bermain. Langkah-langkah terakhir untuk menginterpretasi data-data yang tercatat mengenai anak-anak adalah dengan membuat kesimpulan. Ringkasan-ringkasan itu tergantung dari pendapat yang berdasarkan kesimpulan yang sahih dan juga dari tumpukan-tumpukan bukti observasi.


EVALUASI
     Setelah membaca modul ini, jelaskan dengan singkat apa yang Anda ketahui tentang:
1.      Pengertian evaluasi perkembangan
2.      Tujuan evaluasi perkembangan
3.      Prinsip-prinsip evaluasi perkembangan
4.      Pedoman pencatatan observasi
5.      Tehnik evaluasi dengan menggunakan portofolio
6.      Tehnik evaluasi dengan menggunakancatatan anekdot
7.      Tehnik evaluasi dengan menggunakancatatan berkesinambungan
8.      Tehnik evaluasi dengan menggunakan catatan specimen
9.      Tehnik evaluasi dengan menggunakan event sampling
10.  Tehnik evaluasi dengan menggunakan time sampling





Kunci:
1.      evaluasi perkembangan merupakan proses pengumpulan, penganalisisan, penafsiran, dan pemberian keputusan tentang data perkembangan yang dikumpulkan melalui observasi langsung.
2.      Evaluasi perkembangan dilakukan untuk mengetahui proses kegiatan yang telah dilaksanakan, faktor-faktor penghambat maupun pendukung pencapaian tujuan kegiatan, serta untuk mengetahui tingkat keberhasilan.
3.      Prinsip evaluasi perkembangan adalah;
a.       Menyeluruh
Menyeluruh artinya evaluasi dilakukan baik terhadap proses maupun hasil kegiatan anak.
b.      Berkesinambungan
Evaluasi yang berkesinambungan adalah apabila dilakukan secara bertahap dan  terus-menerus untuk memperoleh gambaran menyeluruh terhadap hasil pembelajaran
c.       Obyektif
Evaluasi dilakukan seobyektif mungkin dengan memperhatikan perbedaan dan keunikan perkembangan anak.
d.      Mendidik
Hasil evaluasi harus bersifat mendidik yaitu dapat digunakan untuk membina dan memberikan dorongan kepada anak didik dalam meningkatkan kemampuannya sehingga anak dapat mengembangkan “rasa berhasil” nya..
e.       Kebermaknaan
 Hasil evaluasi harus bermakna bagi guru/pamong belajar, orang tua, anak didik dan pihak yang memerlukan. Oleh karena itu dalam memberikan laporan evaluasi harus diusahakan yang dapat dipahami oleh semua pihak.
4.      Pedoman Pencatatan observasi adalah harus bersifat obyektif, apa-apa yang dicatat harus berupa fakta yang ada, tanpa melakukan penilaian, asumsi, atau kesimpulan.
5.      Portofolio adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengamati perkembangan karya anak dalam rangka melakukan evaluasi perkembangan belajar anak usia dini. Portofolio merupakan salah satu wadah untuk merekam berbagai unjuk kerja atau bukti nyata hasil belajar anak usia dini.
6.      Catatan Anekdot adalah catatan kejadian khusus yang merupakan uraian tertulis mengenai perilaku yang ditampilkan oleh anak dalam situasi khusus. Catatan anekdot ditulis dengan singkat. Catatan anekdot menjelaskan sesuatu yang terjadi secara faktual (sesuai dengan apa yang dilihat dan didengar), dengan cara yang obyektif (tidak berprasangka, tidak menduga-duga), menceritakan bagaimana, kapan dan di mana terjadi peristiwa itu, serta apa yang dikatakan dan dikerjakan anak.      
7.      Catatan berkesinambungan memuat kejadian secara rinci dan berurutan.  Pengamat mencatat semua kejadian terus menerus yang dilakukan anak itu.  Catatan Berkesinambungan mencatat semua perilaku anak bukan hanya sekedar peristiwa-peristiwa tertentu saja, dan pencatatan dilakukan langsung, tidak menunda kemudian setelah pembelajaran selesai.
8.      Specimen Records  hampir mirip dengan catatan berkesinambungan tetapi lebih rinci.  Catatan ini sering digunakan oleh pengamat yang menginginkan uraian lengkap  dari  suatu perilaku khusus anak, misalnya perilaku yang berkaitan dengan emosi anak.  Pengamat yang membuat specimen records   bukan orang yang terlibat dalam kegiatan kelas dan harus menjaga jarak dari anak.
9.      Event sampling adalah suatu metode yang memberikan kesempatan kepada pengamat untuk menunggu dan kemudian mencatat perilaku khusus yang sudah dipilih lebih dulu.  Event sampling digunakan untuk mempelajari kondisi di mana perilaku tertentu terjadi atau sering terjadi. 
10.  Time sampling dilakukan untuk mengamati perilaku khusus dari seorang anak atau kelompok dan mencatat  ada atau tidaknya perilaku tersebut  dalam interval waktu yang sudah ditentukan untuk diamati. Pengamat harus mempersiapkan diri untuk memanfaatkan waktu yang telah terjadual, dan menentukan jenis perilaku  yang akan diamati, jarak waktu kemunculan perilaku yang akan diamati, dan catatan ada atau tidak adanya perilaku tersebut. 
















REFERENSI

1.      Beaty, Janice J., 1998. Observing Development Of The Young children: Fourth edition. New Jersey: Prentice Hall

2.      Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. (2002). Acuan Menu Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini. Depdiknas: Jakarta.

3.      Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. (2004). Bahan Pelatihan Lebih Jauh dengan Sentra dan Saat Lingkaran (Jilid 1 – 5). Depdiknas: Jakarta.

4.      Dodge, Diane Trister, etc. (2002). The Creative Curriculum for Preschool; fourth edition. Teaching Strategies, Inc. Washington DC.

5.      Guddemi, Marcy dan Case, Betsy J. (2004). Assessing Young Children. http://www.harcourtassessment.com

6.      Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak:Jilid I dan II. (alih bahasa: Meitasari Tjandra dan Muslichah Zarkasih).  Penerbit Erlangga: Jakarta.

7.      Kartino, Kartini. (2007). Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Mandar Maju: Bandung.

8.      Megawangi, Ratna, dkk. (2005). Pendidikan Yang Patut dan Menyenangkan; Penerapan Teori Developmentally Appropriate Practice (DAP) Anak-Anak Usia Dini 0-8 Tahun. Penerbit Indonesia Heritage Foundation: Jakarta.

9.      Puckett, Margaret B. dan Black, Janet K. (1994), Authentic Assessment of the Young Child; Celebrating Development and Learning. Macmillan College Publishing Company: New York.

10.  Wortham, Sue. C. (2005). Assessment in Early Childhood Education. Pearson: Ohio-USA.













Lampiran
Format  Observasi 
Tahapan Perkembangan Menggunting

Nama        :
Usia           :
Tahap
Kemampuan
Tanggal
Keterangan
1
Menggunting sekitar pinggiran kertas
2 feb; 5 feb





2
Menggunting dengan sepenuh bukaan gunting






3
Membuka dan menggunting  terus menerus  sepanjang kertas
8 maret;10 maret





4
Menggunting diantara dua garis lurus






5
Menggunting bentuk tetapi tidak pada garis






6
Menggunting  pada garis  tebal dengan terkendali






7
Menggunting berbagai macam bentuk





Keterangan:
*      Format ini dapat digunakan selama satu semester, dengan cara mengisi tanggal setiap kemampuan tersebut muncul


Format  Observasi 
Tahapan Perkembangan Menulis

Nama        :
Usia           :
Tahap
Kemampuan
Tanggal
Keterangan
1
Mulai membuat coretan
 (coretan awal, coretan acak, coretan satu warna atau beberapa warna)





2
Coretan terarah
(garis lurus, titik-titik, lingkaran, huruf tiruan)





3
Garis dan bentuk khusus diulang-ulang, atau menulis garis tiruan (bentuk, tanda, garis terarah  dari sisi kiri ke kanan, atas bawah)





4
Latihan  huruf-huruf acak atau nama, gambar sudah dikenali (rumah)





5
Menulis nama




6
Mencontoh kata-kata di lingkungan








7
Menemukan ejaan
(menulis beberapa huruf sebagai perwakilan  kata lengkap)









8
Ejaan umum
(mencatat kata lengkap)








Keterangan:
*      Format ini dapat digunakan selama satu semester, dengan cara mengisi tanggal setiap kemampuan tersebut muncul
Format  Observasi 
Tahapan Perkembangan Meronce

Nama        :
Usia           :
Tahap
Kemampuan
Tanggal
Keterangan
1
Main mengosongkan /mengisi




2
Merangkai
(digunakan sebagai bahan main peran (kalung))




3
Merangkai terus menerus




4
Merangkai berdasarkan warna




5
Merangkai berdasarkan bentuk




6
Merangkai berdasarkan warna dan bentuk








7
Merangkai berdasarkan warna, bentuk dan ukuran








8
Membuat pola sendiri







9
Membaca pola Kartu dari bermacam-macam tingkat kesulitan









Keterangan:
*      Format ini dapat digunakan selama satu semester, dengan cara mengisi tanggal setiap kemampuan tersebut muncul


Format  Observasi 
Tahapan Perkembangan Pembangunan Balok Anak

Nama        :
Usia           :
Tahap
Kemampuan
Tanggal
Keterangan
1
Tanpa bangunan




2
Susunan garis lurus ke atas




3
Susunan  garis lurus ke samping




4
Susunan daerah lurus ke atas (menggabungkan tumpukan balok dan atau menumpuk garis demi garis)




5
Susunan daerah mendatar




6
Ruang tertutup ke atas (bangunan 3 dimensi, tanpa atap)








7
Ruang tertutup mendatar






8
Menggunakan balok untuk membangun  bangunan 3 dimensi yang padat







9
Ruang tertutup tiga dimensi
(anak membuat atas)







10
Menggabungkan/mengkombinasikan beberapa bentuk  bangunan







11
Mulai memberi nama (permainan  representasi)







12
Satu bangunan, satu nama






13
Bentuk-bentuk balok diberi nama






14
Memberi nama obyek-obyek yang terpisah







15
Merepresentasikan ruang dalam
(ruang klinik, kamar tidur dst)







16
Obyek-obyek di dalam ditempatkan di luar







17
Representasi ruang dalam dan ruang  luar  secara tepat







18
Bangunan dibangun sesuai skala







19
Bangunan yang terdiri dari banyak bagian 











Keterangan:
*      Format ini dapat digunakan selama satu semester, dengan cara mengisi tanggal setiap kemampuan tersebut muncul









Format  Observasi 
Tahapan Perkembangan Menggambar Anak

Nama        :
Usia           :
Tahap
Kemampuan
Tanggal
Keterangan
1
Coretan awal




2
Coretan terarah




3
Penambahan  pada bentuk-bentuk lonjong, ditambahkan  garis-garis  dan titik-titik





4
Mulai muncul  gambar ”kepala besar”




5
Gambar ”Kepala besar” dengan mulai muncul  gambar kaki, mengambang di atas kertas





6
Gambar ”kepala besar” dengan kaki dan bagian-bagian  badan  lainnya, khususnya tangan, mengambang di kertas, muncul awal  tulisan  huruf mengambang seperti garis-garis









7
Kepala besar  dengan bentuk  batang sebagai  badan dan anggota –anggota tubuh  lainnya; mengambang di atas kertas







8
Kepala besar  dengan bentuk  batang tertutup sebagai badan, bentuk batang berisi  sebagai  badan, atau  bentuk  batang  segi tiga sebagai badan  dan anggota-anggota tubuh lainnya; mengambang  diatas kertas










Keterangan:
*      Format ini dapat digunakan selama satu semester, dengan cara mengisi tanggal setiap kemampuan tersebut muncul





Format  Observasi 
Tahapan Perkembangan Melukis Anak

Nama        :
Usia           :
Tahap
Kemampuan
Tanggal
Keterangan
1
Lukisan
Bercak warna warni; secara acak; seperti mencoret atau menyikat, mengenal cat dan kertas




2
Lukisan
Pemisahan warna; sikatan-sikatan tertentu diulang-ulang secara terarah; sikatan-sikatan itu belum berhubungan.




3
Lukisan
Bercak-bercak warna bergabung satu dengan yang lainnya pada pinggiran bercak-bercak warna itu




4
Lukisan
Warna ditumpuk di atas warna; daerah diwarnai secara hati-hati




5
Lukisan
Melukis “Kepala Besar” dengan kaki; mengambang di atas kertas.




6
Gambar ”kepala besar” dengan kaki dan bagian-bagian  badan  lainnya, khususnya tangan, mengambang di kertas, muncul awal  tulisan  huruf mengambang seperti garis-garis








7
Kepala besar  dengan bentuk  batang sebagai  badan dan anggota –anggota tubuh  lainnya; mengambang di atas kertas






8
Kepala besar  dengan bentuk  batang tertutup sebagai badan, bentuk batang berisi  sebagai  badan, atau  bentuk  batang  segi tiga sebagai badan  dan anggota-anggota tubuh lainnya; mengambang  diatas kertas









Keterangan:
*      Format ini dapat digunakan selama satu semester, dengan cara mengisi tanggal setiap kemampuan tersebut muncul











Format  Observasi 
Perkembangan Perilaku Sosial Anak

Nama        :
Usia           :
Tahap
Kemampuan
Tanggal
Keterangan
1
Perilaku tidak peduli
Anak tidak bermain, tetapi terlibat dalam perilaku ”tidak peduli”




2
Perilaku penonton
Anak memperhatikan anak lain saat bermain, mereka mungkin berhubungan secara lisan, tetapi tidak ikut main




3
Sosial sendiri
Anak terlibat dalam main dengan diri sendiri, main yang dimaksud sepenuhnya mengatur sendiri





4
Sosial berdampingan
Anak main dekat dengan anak lainnya, anak terlibat dalam permainannya sendiri tetapi senang dengan kehadiran anak lainnya





5
Sosial bersama
Anak main dengan anak lainnya dalam satu kelompok. Ia dapat bertukar bahan main, tetapi tidak ada tujuan yang direncanakan





6
Sosial bekerjasama
Anak main dengan anak lain dan mainnya memiliki tujuan yang direncanakan. Anak merencanakan dan berperan.











Keterangan:
*      Format ini dapat digunakan selama satu semester, dengan cara mengisi tanggal setiap kemampuan tersebut muncul














Format  Observasi 
Tahapan Perkembangan Main Peran

Nama        :
Usia           :
Tahap
Kemampuan
Tanggal
Keterangan
1
Awal pura-pura
Anak terlibat dalam tindakan seperti pura-pura tetapi belum ada bukti dia main pura-pura




2
Pura-pura dengan dirinya
Anak terlibat dalam perilaku pura-pura, diarahkan pada dirinya sendiri, dimana pura-pura terlihat jelas




3
Pura-pura dengan yang lain
Anak terlibat dalam perilaku pura-pura, diarahkan oleh anak kepada yang lainnya, pura-pura berperilaku tentang orang lain




4
Pengganti
Anak menggunakan obyek seadanya dalam cara yang kreatif atau sesuai khayalan, atau menggunakan obyek
dalam cara yang berbeda dari biasanya




5
Pura-pura dengan obyek atau orang
Anak pura-pura bahwa obyek, bahan, orang, atau binatang itu ada




6
Agen Aktif
Anak menghidupkan mainan (seperti boneka, binatang mainan) yang mewakili sesuatu sehingga mainan menjadi agen yang aktif di dalam kegiatan pura-pura








7
Urutan yang belum berbentuk cerita
Anak mengulang-ulang satu tindakan/ adegan kepada beberapa orang






8
Urutan cerita
Anak menggunakan lebih dari satu adegan  dalam main peran






9
Perencanaan
Anak terlibat dalam main peran dengan bukti ada perencanaan lebih dahulu


Keterangan:
*      Format ini dapat digunakan selama satu semester, dengan cara mengisi tanggal setiap kemampuan tersebut muncul

Tidak ada komentar:

Posting Komentar